JAKARTA, KOMPAS.com — Pria yang sudah dipastikan mandul diyakini berisiko lebih besar menderita kanker prostat progresif, demikian menurut riset yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer. Hasil studi ini menambah bukti dampak kesehatan jangka panjang pada infertilitas.
Studi terakhir mengamati rekam jejak 22.562 pria yang dievaluasi mengalami kemandulan antara tahun 1967 hingga 1998 pada 15 klinik kesuburan di California, Amerika Serikat. Menggunakan model matematika, tim peneliti dari University of California, AS, membandingkan data mengenai usia dan geografi dengan sampel dari populasi umum.
Para peneliti menemukan bahwa pria yang dipastikan mandul memiliki risiko hingga tiga kali lipat untuk terkena kanker prostat progresif dibandingkan dengan pria yang tidak mandul. Secara khusus, studi juga menunjukkan ukuran cairan mani (semen) yang tidak normal merupakan sinyal tingginya risiko kanker, bahkan 10 tahun sebelum kanker didiagnosis.
Hasil studi ini merekomendasikan para pria yang kurang subur untuk melakukan skrining secara berkala, bahkan di usia lebih muda untuk mencegah kanker prostat.
Para ahli menyebutkan hubungan antara kemandulan pada pria dan kanker prostat memang masih bersifat spekulatif, tetapi hasil studi ini menguatkan penelitian sebelumnya yang mengaitkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang pada pria yang infertil.
Tahun lalu, jurnal The Archieves of Internal Medicine melaporkan hasil penelitian berskala besar yang menunjukkan tingginya risiko kanker testikel pada pria yang punya riwayat mandul.
Studi lain menyebutkan, ketika sel membelah dan memperbarui diri, pria yang infertil tidak bisa memperbaiki kesalahan pada DNA, seperti halnya pada pria yang subur. Ketidakmampuan tubuh dalam memperbaiki DNA berkaitan dengan timbulnya penyakit di masa mendatang, misalnya kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.